
JAKARTA,swararakyat.id – Presiden Prabowo Subianto mendapat kain tenun Bentenan asal Minahasa, Sulawesi Utara saat menghadiri Perayaan Natal Nasional 2024 di Indonesia Arena Jakarta, Sabtu (28/12/2024). Kain tenun tersebut diberikan langsung oleh Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, osc.
Kain tersebut berwarna biru. Prabowo mengalungkan kain tersebut ke leher dan dipakainya saat acara Perayaan Natal Nasional 2024.
Adapun kain tersebut diberikan ke Prabowo sebagai bentuk apresiasi kepada Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), yang sebelumnya direncanakan menjadi tuan rumah Perayaan Natal Nasional 2024.
Berdasarkan informasi dihimpun, Kain Bentenan merupakan warisan dari Sulawesi Utara, tepatnya dari Minahasa. Bentenan sendiri diambil dari nama pelabuhan utama di Sulawesi Utara yakni Bentenan.
Dalam kehidupan masyarakat, Kain Bentenan memiliki sejumlah fungsi yakni digunakan dalam berbagai upacara adat seperti pembangunan rumah, penentuan masa tanam, dan saat berperang.
Seperti diketahui, Ibunda Prabowo berasal dari Minahasa. Pemberian kain tenun ini semakin mempererat ikatan kebangsaan yang menghormati keberagaman budaya dan sejarah daerah.
Ketua Umum Perayaan Natal Nasional 2024 Thomas Djiwandono mengatakan, ada sejumlah alasan penetapan tema perayaan Natal Nasional 2024. Thomas bilang, tema itu diambil dari penggalan ayat Alkitab Lukas 2 : 15.
“Tema tersebut diambil dari penggalan ayat alkitab lukas bab 2 ayat 15, yang berbunyi ‘Marilah Sekarang Kita ke Bethlehem’,” kata Thomas dalam konferensi pers di Gedung KWI, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (23/12/2024).
Lalu, apa makna tema tersebut? Menurut Thomas ada tiga poin utama yang menjadi makna tema perayaan Natal Nasional 2024, khususnya berkaitan dengan perekat umat manusia.
Pertama, kata Thomas soal refleksi atas nilai pengharapan, kesederhanaan, dan damai sejahtera.
“Kedua, kesederhanaan adanya lampin kandang domba. Ada yang gembala, ada yang raja, dan bahkan ada yang suci namun menjadi sederhana,” ucap Thomas, seperti yang dikutip dari liputan6.com
Terakhir, inklusivitas, yaitu menyangkut siapa pun dan apa pun kondisinya, umat Kristiani diajak untuk bersuka cita atas kelahiran juru selamat Kristiani.
“Inklusivitas tak juga hanya terhadap manusia, tapi juga lingkungan diajak bersuka cita, karena itu tak cuma kepedulian dan belas kasih kepada manusia, juga pada lingkungan hidup,” kata Thomas.(*/red)