MANADO,swararakyat.id – Bank SulutGo (BSG) kembali dikabarkan mengalami tindakan pembobolan dana nasabah oleh karyawan. Muncul pertanyaan, masih amankah masyarakat menyimpan uangnya di bank ini ?
Pertanyaan itu mengemuka menyusul pemberitaan satu media online bahwa telah terjadi pembobolan dana miliaran rupiah oleh karyawan di BSG wilayah Bolaang Mongondow Raya (BMR).
Dikutip dari totabuan.co, seorang karyawan BSG Cabang Kotamobagu berinisial RP diduga melakukan penggelapan dana senilai lebih dari Rp 1 miliar. Berdasarkan informasi yang didapat, usai menggasak dana, RP langsung melarikan diri.
RP disebut-sebut dekat dengan salah satu petinggi Kotamobagu. ‘Yang bersangkutan sudah melarikan diri,” kata sumber media itu, Kamis 22 Mei 2025.
Kedekatan RP dengan mantan petinggi Kotamobagu, menyebutkan dana tersebut sudah digunakan untuk kepentingan politik 2024 lalu. “RP sebenarnya sudah dikeluarkan, tapi dimasukkan kembali ke BSG dengan lobi-lobi dari ibu (oknum mantan pejabat tinggi),” beber sumber media ini.
Dugaan penggelapan dana BSG ini pun menjadi sorotan tajam, terutama karena belum adanya tindakan tegas dari pihak bank. Menurut sumber yang sama, ada indikasi bahwa BSG enggan melaporkan RP secara resmi ke aparat penegak hukum.
“Tidak berani dilaporkan,” sambungnya.
Kasubag Bagian Umum BSG Kotamobagu, saat ditemui enggan memberikan komentar lebih terkait persoalan tersebut. “Nanti pihak terkait yang akan mengkonfirmasi,” ujarnya.
Terkuaknya pembobolan karyawan BSG Cabang Kotamobagu atas dana nasabah yang disimpan di bank ini, menambah daftar tindakan fraud, sehingga mengindikasikan lemahnya pengawasan, baik internal maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sendiri selaku lembaga pemerintah yang bertugas mengawas operasional bank.
Sebelumnya BSG juga dikabarkan dibobol karyawannya di tiga cabang berbeda dengan nilai sekira Rp 15 miliar.
Sebuah sumber mengungkapkan, pelaku pembobolan ini adalah petugas teller di Cabang Tilamuta, Kabupaten Boalemo dan Cabang Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara. Keduanya di Provinsi Gorontalo. Sedangkan satunya lagi di Cabang Tahuna, Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara.
Menurut sumber, dana yang digelapkan petugas teller di Cabang Tilamuta lebih dari Rp 12 miliar, sementara di Cabang Kwandang “hanya” Rp 1,8 miliar saja.
Sementara, dikutip dari swaramanadonews, dua petugas berinisial FG dan DM membobol mesin ATM BSG di tiga lokasi berbeda, yakni di RSU Liunkendage Tahuna, Kantor Bupati dan di Manganitu. Nilainya lebih dari Rp 1,8 miliar.
Kembali bobolnya BSG oleh orang dalam ini, menurut sumber, menjadi bukti lemahnya pengawasan internal di bank itu. “Yang saya tahu, kontrolnya sangat ketat dan berjenjang. Kalau terjadi (lagi) seperti yang lalu-lalu patut dipertanyakan, ada apa dan apakah pelakunya hanya sendiri atau melibatkan yang lain,” ujar sumber yang juga mantan pimpinan di BSG itu.
Beberapa waktu lalu, Kantor Kas BSG di Kawasan Mega Mas, miliaran rupiah dana nasabah di bank ini dibobol oleh karyawannya dengan memanfaatkan user id salah satu pimpinannya.
Demikian juga kejadian pada 2022 lalu ketika dua warga negara Bulgaria mencuri Rp 3,75 miliar setelah menyalin dan menduplikasi data 229 kartu ATM nasabah BSG dengan alat ”skimmer”.
Dua warga Bulgaria tersebut adalah MIS (28) alias Martin dan VAK (36) atau Valentin. Mereka dibantu oleh warga Indonesia, yakni CW (23) alias Charlie dan ALS (31) alias Ari, dalam aksinya, termasuk di Manado pada 30 Juni lalu.
Dalam konferensi pers, Senin (25/7/2022), Kapolda Sulut Inspektur Jenderal Mulyatno (Kapolda waktu itu) menyatakan, mereka melakukan transaksi tarik tunai dan transfer di mesin ATM BSG dengan kartu yang menyerupai kartu ATM. Tempat kejadiannya di 26 mesin ATM BSG yang tersebar di wilayah Kota Manado. Mereka beraksi pada 30 Juni 2022 pukul 00.00-06.00 Wita,” ujarnya seperti dikutip dari Kompas.
Dalam kurun waktu tersebut, para tersangka bertransaksi 634 kali setelah sebelumnya memasang alat skimmer di mesin-mesin ATM. Sebanyak Rp 450,9 juta diambil dalam bentuk tunai, sedangkan Rp 3,3 miliar sisanya ditransfer ke akun virtual Bank Mandiri Indodax, sebuah platform jual beli aset kripto.
Sekitar tiga minggu setelah aksinya, Martin dan Charlie ditangkap di bilangan Canggu, Kabupaten Badung, Bali, sedangkan Valentin ditangkap di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Adapun lokasi penangkapan Ari tidak disebutkan, tetapi mereka semua dibawa kembali ke Manado untuk ditahan dan diperiksa.
Terkait kabar dibobolnya dana di tiga kantor cabang itu, Pemimpin Divisi Corporate Secretary Hence Rumende yang dihubungi di nomor +62 853-4351-7*** via whats app belum bisa memberikan keterangan sampai berita ini diposting.
Begitu juga dengan Direktur Kepatuhan BSG Machmud Turuis ketia dikonfirmasi media ini di no 08131777xxxx memilih diam atau tidak memberikan keterangan.
Fraud, dalam bahasa Indonesia berarti penipuan atau kecurangan, adalah tindakan yang disengaja untuk mendapatkan keuntungan atau mengelabui pihak lain. Tindakan ini bisa berupa manipulasi data, penyalahgunaan kepercayaan, atau pelanggaran lainnya yang merugikan pihak lain. Fraud dapat terjadi di berbagai bidang, termasuk keuangan, bisnis, dan bahkan kehidupan sehari-hari.
Definisi fraud adalah tindakan yang sengaja dilakukan untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi pihak lain, sehingga mengakibatkan kerugian bagi pihak lain dan keuntungan bagi pelaku.
Contohnya, manipulasi laporan keuangan, penipuan identitas, pencurian aset, korupsi, dan penyelewengan dana.
Dampaknya, fraud dapat menyebabkan kerugian finansial, merusak reputasi, menurunkan kepercayaan publik, dan bahkan menyebabkan kerugian hukum.
Pencegahannya dilakukan melalui sistem pengendalian internal yang kuat, melakukan audit secara berkala, dan meningkatkan kesadaran karyawan tentang fraud.
Ada berbagai jenis fraud, seperti penipuan dalam transaksi, penipuan identitas, penipuan dalam laporan keuangan, dan lain-lain.(*)