MANADO,swararakyat.id – Kisruh pasca Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) Bank SulutGo (BSG) makin krusial saja. Gubernur Sulawesi Utara Yulius Selvanus diminta Wali Kota Gorontalo, Adhan Dambea, meminta maaf kepada masyarakat Gorontalo.
Tak hanya itu, dia pun tak keberatan bila RUPS-LB digelar ulang, namun wajib dilaksanakan di wilayah Gorontalo.
“Dari BSG meminta waktu untuk bertemu dengan pak wali. Kabarnya, pertemuan untuk rencana pelaksanaan RUPS luar biasa ulang,” kata salah satu orang dekat Adhan ketika berbincang dengan awak media seperti dikutip dari Hargo.co.id yang dilihat Senin (14/4/2025).
Menyikapi kabar ini, Adhan mengaku tak keberatan jika BSG menggelar ulang RUPS-LB. Hanya saja dia meminta harus digelar di Gorontalo.
Bukan cuma itu syarat dari Adhan. Dia meminta agar Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Yulius Selvanus Komaling (YSK) menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Gorontalo yang kecewa dengan hasil RUPS tanpa mengakomodir satu orang Gorontalo pun di jajaran komisaris.
Dimana, dari empat komisaris yang diganti pada RUPS LB belum lama ini, semuanya adalah orang dekat dari YSK.
“Kalau minta RUPS ulang, syaratnya Gubernur Sulawesi Utara harus minta maaf ke rakyat Gorontalo. Yang kedua RUPS bikin di Gorontalo,” tegas Adhan Dambea yang diwawancara usai meninjau embung di Kelurahan Limba U II, tepatnya di kompleks belakang SMA Negeri 3 Gorontalo pada Ahad (13/4/2025).
Desakan ini membuat masalah di BSG pasca RUPS-LB itu kian rumit saja, setelah Kabupaten Boalemo atas perintah Bupati Rum Pagau, memindahkan Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) yang sebelumnya di BSG, beralih ke BRI.
Kabarnya, langkah serupa sedang dirintis Bupati Gorontalo Sofyan Puhi yang sudah melirik Bank Mandiri sebagai tempat berlabuh RKUD-nya.
Demikian juga dengan Kota Gorontalo yang menyatakan hal serupa saat walk out dari arena RUPS-LB, 9 April lalu di kantor pusat BSG.
Bila langkah Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo ini diikuti juga dua kabupaten lainnya, Pohuwato dan Bone Bolango serta Provinsi Gorontalo, maka tidak ada lagi daerah di wilayah itu yang menempatkan dananya di BSG.
“Ini sangat gawat, BSG bisa colaps,” ujar seorang mantan pimpinan di bank yang populer dengan tagline “Torang pe Bank” itu.
Dia mengaku sangat menyayangkan berpindahnya RKUD daerah-daerah di Gorontalo tersebut, karena akan sangat berdampak pada likuiditas BSG. “Kredit macet akan naik tinggi sekali jauh melampaui batas toleransi,” ujarnya.
Jika para kepala daerah di Gorontalo akan “adu gengsi” dengan Gubernur Sulut Yulius Selvanus soal hasil RUPS-LB itu, menurut dia, yang dirugikan adalah karyawan dan masyarakat, termasuk daerah sendiri. “Ini karena soal ego saja, reaksi itu karena ada aksi,” tambahnya.(*)